Formulir Kontak

 

TYPOGRAPHY dan TRACING


TYPOGRAPHY

Tipografi adalah perpaduan antara seni & teknik untuk mengatur tulisan sehingga membuat makna tulisan tersebut tersampaikan dengan baik secara visual. Typography merupakan unsur pelengkap dalam mendesain yang harus diperhatikan. Contohnya jika salah memilih jenis font, ukuran font, perataan tulisan, maka akan membuat desain anda terasa hambar, ditertawakan, kurang enak dibaca, bahkan di olok-olok pembaca karena tulisan yang acak-acakan.
Pengolahan tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis font, ukuran font, kerning, leading, dekorasi & sebagainya, tetapi juga pada kesesuaian antara tema & kesan yang ingin ditunjukkan. Banyak Web Desainer yang begitu tidak paham & tidak memperdulikan typography dalam desain webnya. Alhasil karya desain web mereka terkesan hambar karena tidak ada perpaduan typography bahkan isi artikel susah untuk dibaca. Lalu pertanyaannya kita membuat website untuk berbagi informasi melalui artikel yang berbentuk text apa hanya sekedar memamerkan hasil desain dengan gambar-gambar yang sangat banyak ?
Sebenarnya tipografi sendiri merupakan salah satu elemen dari dunia desain grafis yang unik, dimana tipografi bukan hanya sekedar elemen bacaan, tpi juga mempunyai unsur seni yang luar biasa.


Tipografi bisa juga dapat dikatakan sebagai “visual language” atau dapat berarti “Bahasa yang dapat dilihat”.


Tipografi dibagi kedalam 2 macam jenis, yaitu :
"Typography" (Tipografi) merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.


Seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama.


Tipografi atau typography menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak. 


Peran dari pada tipografi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat.  Terkadang secara tidak sadar, kita selau berhubungan dengan tipografi setiap hari dan setiap saat. Seperti koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang biasa kita kenakan dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. 


Perkembangan tipografi saat ini sudah mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya. Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sbb :

1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

2. Egyptian
Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

4. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.



Tracing
Tracing, berawal dari kata trace, yang bermaksud menelusuri atau penelusuran. Dalam grafis, tracing bermakna menggambar ulang dengan memakai acuan/patrun. Bila disederhanakan berarti menjiplak gambar, adapula yang mendefinisikan tracing sebagai proses perubahan format gambar dari bitmap menjadi vector biasa. Tracing ini bisa dilakukan dengan beberapa aplikasi. Misalnya, Adobe Illustrator, Macromedia Freehand, Corel Draw, Zara X ataupun software khusus tracing seperti Corel Trace dan bahkan Adobe Illustrator keluaran CS versi 1 ke atas sudah menanamkan tool live trace di programnya yang mampu mengkonvert gambar menjadi vector dalam hitungan detik. Dalam terminologi komputer grafis, vector adalah sekumpulan objek dalam garis atau bentuk tertentu yang dapat didefinisikan secara matematis, diisi warna, dan memiliki resolusi bebas. Karena itu, vector bisa diperbesar dalam ukuran berapa pun tanpa kehilangan resolusinya. Jenis vector data antara lain AI (Adobe Illustrator, FH (Macromedia Freehand), CDR (Corel Draw), WMF (Windows Meta File), EPS (Encapsulated PostScript), CGM (Computer Graphic Metafile), dan lain sebagainya.
Berbicara tracing, bukan pada tempatnya bila kita membahas tracing dalam konotasi sempit sebagai plagiat atau menjiplak mentah-mentah.Tak patut juga kita membahas apakah tracing termasuk dalam seni murni atau seni terpakai.
Tracing adalah teknik penggambaran cepat, baik secara manual atau digital. Tracing adalah jawaban untuk tuntutan proses produksi yang berpacu dengan waktu.
Tanpa tracing, barangkali tak akan ada printing tekstil, screen printing, atau air brush style sekalipun.
Proses pecah warna pada printing tekstil butuh tracing, menggambar motif pada kain batik butuh kemampuan tracing, sampai untuk masking airbrush sekalipun dibutuhkan kemampuan tracing.
Dari keterangan singkat ini bisa kita simpulkan, pengertian tracing tidaklah sesempit arti menjiplak seperti yang kita bayangkan.
Teknik Tracing dan Penerapannya
Manual Tracing.
Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, saya sering mendapat pelajaran peta buta. Guru memberi saya tugas untuk menjiplak gambar peta dari atlas. Untuk memudahkan menggambar peta, guru saya menyarankan untuk mengeblat/ menjiplak ulang dengan cara meletakkan kertas roti di atas gambar peta.
Dari beberapa artikel yang saya baca dan gambaran di atas, dulu tracing memang dilakukan dengan meletakkan gambar asli dibawah kertas kalkir, lembaran acetate, mika susu/kodaktris, boleh kertas doorslag, atau kertas roti. Lalu kita menggambar menggunakan tinta cina, rapido, atau tinta afdek yang pekat. Proses manual ini banyak kita lakukan pada proses pecah warna untuk film sablon juga untuk printing tekstil. Studio animasi tradisional saat itu juga menggunakan cara ini untuk memindahkan gambar kunci dan inbetween animator ke lembar shell acetate. Pekerjaan ini ditangani oleh ahli khusus yang disebut clean up animator. Kadangkala, tracing dilakukan dengan bantuan proyektor. Banyak dijumpai pada teknik menggambar masking untuk airbrush, dari yang ukuran kecil hingga ukuran billboard.
Digital Tracing.
Tracing digital saat ini banyak kita kerjakan dengan bantuan computer.Gambar asli di-scan, lalu dijiplak lewat bantuan piranti lunak semacam Adobe Illustrator, Adobe Freehand, Adobe Photoshop, Coreldraw atau Corel Painter. Bisa dengan bantuan mouse saja, atau kalau punya uang bisa memakai graphic tablet, yakni pena stylus dengan digitizer pad, semacam Genius atau Wacom. Produk yang dihasilkan adalah illustrasi vector, untuk menutupi kebutuhan illustrasi yang akan dipakai pada desain-desain poster, iklan-iklan koran bahkan web dan film-film kartun.
Bila kita melakukan tracing digital dengan menggunakan aplikasi berbasis vector semacam Freehand, Illustrator dan Corel kita sebut tracing vector.File yang dihasilkan cenderung kecil dan scalable.Banyak dipakai untuk tracing logo dan bentuk graphic –untuk keperluan infographic—lain semacam peta atau bagan, juga huruf yang tak terdapat pada library font.
Bila diterapkan pada penggarapan illustrasi, hasilnya “cartoon like” diluar natural, gaya ini digandrungi belakangan ini seiring dengan murahnya harga perangkat Komputer dan Graphic Tablet
Tracing yang dilakukan dengan bantuan aplikasi berbasis bitmap semacam Photoshop, photopaint atau Painter, kita sebut tracing bitmap. Tracing bitmap lebih banyak dikerjakan dibidang screen printing dan tekstil printing, karena simulasi warna overprint dapat langsung terlihat.File yang dihasilkan cenderung lebih berat, tidak scalable, jadi kita harus bekerja pada proporsi 1:1, tapi untuk urusan gradasi dan effect, bitmap ini lebih smooth.
Bila diterapkan pada illustrasi lebih bagus dibandung tracing vector, arahnya lebih mudah dibawa kemana-mana, mau gaya natural okey, airbrush looking boleh, sampai gaya kartun juga bisa.
Disamping tracing yang masih menggunakan kekuatan otak dan tangan, sebenarnya ada aplikasi yang dapat melakukan tracing mandiri, semacam Corel trace dan Live Trace-nya Adobe Illustrator. Walaupun automatic, kadang hasilnya tidak seperti yang diharapkan, untuk hasil presisi, saya lebih suka mengerjakan dengan tangan dan dibantu mouse, via Illustrator.
Barangkali untuk menjawab pertanyaan, mengapa foto harus ditracing lagi untuk menghasilkan style cartoon? Ya itu tadi, saya belum bertemu plugin atau aplikasi yang benar-benar perfect hasilnya seperti yang diharapkan.
Tracing bukanlah masalah menjiplak dalam arti sempit, tracing adalah teknik penggambaran ulang baik manual atau digital. Dalam illustasi, tracing adalah style yang membutuhkan kemampuan trace dan penguasaan aplikasi grafis.
sumber:-
http://www.nurulimam.com/2013/10/apa-itu-typography.html
             -http://helliumworks.blogspot.co.id/2010/12/tipografi-arti-dan-fungsinya.html
             -https://yoppybrokolie.wordpress.com/2013/10/27/pengertian-tracing/

Total comment

Author

Ardya

0   komentar

Cancel Reply